Thursday 19 March 2015

NAVIGASI DARAT


source photo

 Pendahuluan
Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya mutlak dan harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih mudah. Pengetahuan bernavigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan atau tersesat di gunung dan hutan, dan juga untuk keperluan olahraga antara lain lomba orienteering. Navigasi darat adalah suatu cara seseorang untuk menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.

Peta
Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi(pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.Untuk keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta topografi.

Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan yang akan membantu untuk mengetahui secara jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut keterangan-keterangan itu disebut legenda peta.

1.      Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula

2.      Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi dari badan pembuat,  nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.

3.      Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu,  yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
a.       Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik. 

b.      Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertical diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Penunjukannya dengan system koordinat per-6 dan per-8 angka.
Contoh :  dengan perenaman              : koordinat A (268.225)
    dengan perdelapanan          : koordinat B (2205.2608)
Penentuan koordinat diatas menunjukkan dari arah barat ke timur (horizontal) dan dari selatan ke utara (vertical).
Bujur sangkar yang tercetak pada peta disebut dengan nama karvak berfungsi untuk menyatakan alamat sauatu tempat. Penyebutan alamat karvak dimulai dengan angka disebelah kiri (mendatar) lalu angka di sebelah bawah (vertical) karvak.

4.      Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut.
a.       Macam-macam garis kontur
-          Garis tipis : harga interval garis tinggi
-          Garis tebal : kelipatan sepuluh interval garis tipis
-          Garis putus-putus : menunjukkan setengah interval garis tipis

b.      Sifat-sifat garis kontur
-          Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
-          Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
-          Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
-          Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.

Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu lembah/jurang.

5.      Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm  (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal.

6.      Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi, jalan setapak, jalan raya,  sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di 
Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m).  Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

7.      Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.

8.      Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta.
Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara yaitu :
-      Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
-   Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
-      Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.
Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena pengaruh rotasi bumi,  letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu dipertimbambangkan adanya iktilaf (deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta magnetis, dan variasi magnetis.
-     Deklinasi Peta : adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada peta.
-     Deklinasi Magnetis : Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
-    Deklinasi Peta magnetis : Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.
-      Variasi Magnetis : perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.

9.      Keterangan Peta
a.       Tepi peta
Agar mampu menggunakan peta dengan baik maka pemakai peta harus mampu menggunakan semua informasi yang tercantum di tepi peta, yaitu :
-    Judul peta, ditulis dengan menggunakan huruf besar ditengah atas.
-    Nama daerah biasanya diambil dari nama propinsi, terletak dikiri atas.
-    Nomor peta terletak dipojok kanan atas.
-    Petunjuk letak peta, terdapat dkiri bawah peta.
- Pembagian daerah administrasi yang tercantum dalam petunjuk letak peta menunjukkan pembagian daerah administrasi propinsi sampai kecamatan.
-    Diagram utara peta, merupakan petunjuk arah utara sebenarnya, utara peta dan utara magnetis, terletak dikanan bawah.
-     Petunjuk pembacaan koordinat grid, terletak dikiri bawah peta.
-     Skala peta terletak dibawah tengah peta. 
-     Interval tiap garis tinggi, terletak dibawah skala peta.
-   Legenda peta, menjelaskan symbol-simbol dari medan yang terpetakan dalam peta tersebut.

b.      Muka peta
Muka peta memuat gambar permukaan bumi (medan) sesuai dengan system proyeksi yang dipakai. Muka peta memuat unsure-unsur sebagai berikut :
-     Gambar batas detail/batas daerah garis grid digambar dengan warna hitam.
-     Gambar unsure air dinyatakan dengan warna biru.
- Gambar pemukiman penduduk dinyatakan dengan warna hijau untuk perkampungan dan warna merah untuk daerah perkotaan.
-     Garis ketinggian/kontur diberi warna coklat.
-   Nama-nama geografis dinyatakan dengan warna hitam, demikian juga warna untuk warna dari keterangan ketinggian.

Kompas
            Kompas adalah alat yang didalamnya terdapat jarum magnet yang dapat berputar secara bebas sehingga ujung jarum tersebut menunjuk kearah utara magnetis. Kompas berfungsi untuk menunjukkan arah suatu titik dimedan yang ditunjukkan sebagai besaran sudut antara utara magnet dan titik tersebut.

1.      Jenis-Jenis Kompas
Dalam suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada umumnya dipakai dua jenis kompas :
a.       Kompas bidik (misalnya kompas prisma).
Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris.
b.      Kompas orienteering (misalnya kompas silva).
Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta.
Kompas yang baik pada ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.

2.      Cara membidikkan kompas
  1. Buka kompas dan berdirikan tutup kompas tegak lurus.
  2. Naikkan prisma hingga bagian kaca kompas.
  3. Tekuk bagian cincin kompas hingga jauh kebawah kompas, masukkan ibu jari padanya.
  4. Dekatkan bagian prisma dari kompas pada mata.
  5. Arahkan kompas pada saasaran yang akan dibidik, dengan melihat melalui prisma, himpitkan sasaran dengan tali rambut pada kompas dan bacalah angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk yang akan tampak lewat prisma.
Perlu diperhatikan bahwa arah yang ditunjukkan oleh kompas dipengaruhi pula oleh beberapa jenis logam. Oleh karena itu dalam penggunaannya harus dijauhkan dari pengaruh logam, misalnya :
  1. Tiang listrik sejauh ± 40 m
  2. Pagar kawat sejauh ± 10 m
3.      Beberapa bagian dari kompas
  1. Jarum kompas
  2. Kaca kompas
  1. Plat bercahaya
  2. Sudut terbaca
  3. Prisma
  4. Sudut yang diminta
  5. Tali rambut
  6. Tutup kompas
  7. Sekrup pengait
  8. Cincin
  9. Lidah pelindung
4.      Kalibrasi kompas
      Sebagai sebuah alat tentu saja besar sudut yang ditunjukkan kompas tidak selamanya benar. Paling tidak, setiap setahun sekali kompas harus dikalibrasi.
Kalibrasi adalah pengkoreksian arah yang ditunjukkan oleh kompas berupa penambahan atau pengurangan bilangan (dalam besaran sudut) yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Dengan bantuan peta topografi
  2. Dengan kompas lain yangtelah dikalibrasi

Protaktor
Protaktor adalah alat berbentuk bujur sangkar yang terbuat dari mika transparan, didalamnya tercatat :
1.      Pengukur sudut dalam peribuan
2.      Pengukur sudut dalam derajat
3.      Skala peta

Adapun fungsi dari protaktor adalah :
1.      Menentukan besar sudut peta antara dua buah titik.
2.      Membuat garis dari sebuah titik dengan sudut peta yang diketahui
3.  Menentukan koordinat grid suatu titik pada peta baik perdelapanan maupun perenaman, dan sebaliknya.
4.      Menentukan titik pada peta dengan berdasar pada alamat koordinatnya.

Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyesuaikan arah peta yang dipegang dengan arah pada medan, caranya dengan menyesuaikan utara peta dengan utara kompas. Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai,  atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi.

Langkah-langkah orientasi peta :
1.    Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
2.    Letakkan peta pada bidang datar.
3.  Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi. 
4.    Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
5.   Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.

Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat
Kadangkala kita dihadapkan pada kondisi dimana kita harus dapat menentukan ketinggian suatu tempat,akan tetapi kita tidak mempunyai alat untuk menentukan ketinggian (altimeter), hal itu dapat diatasi dengan cara :
1.      Garis kontur
Lihat terlebih dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita ketahui,  memang ada rumusan umum interval kontur= 1/2000 skala peta. Tetapi rumus ini tidak selalu benar, beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.

Pada suatu kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering kali peta diperbanyak dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal  (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 meter. peta keluaran Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya. Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.

Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara :
Cari 2 titik berdekatan yang harganya tercantum
a.       Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang terdapat antara keduanya  (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).

b.      Dengan mengetahui selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang didapat,  dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).

c.       Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian, bila kontur terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontur terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari no.3

Lakukan perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.

2.      Titik Triangulasi
Selain dari garis kontur, Kita dapat mengetahui tinggi suatu tempat dengan bantuan titik ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya titik Triangulasi, yaitu suatu titik atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakn tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan topografi untuk menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta.

Macam titik triangulasi :
-  Primer : P.14/3120 Kuarter : Q.20/1350
-  Sekunder : S.75/1750 Tersier : T.16/975

Mengenal Tanda Medan
Di samping tanda medan yang terdapat pada legenda. Peta topografi biasa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok dilapangan dan mudah dikenali di peta, yang kita sebut tanda medan. Beberapa tanda medan dapat anda "baca" dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus ada cari dilokasi, tanda-tanda medan itu antara lain :
-    Puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.
-   Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di tepi sungai.
-    Belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan.
-  Bila berada di pantai, muara sungai akan menjadi tanda medan yang sangat jelas , begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya
-   Di daerah daratan atau rawa-rawa biasanya sukar mendapatkan tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Permukaan kelokan-kelokan sungai, cabang-cabang sungai, muara sungai kecil.
-    Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta dan sebagainya dapat dijadikan sebagai tanda medan.

Pengertian tanda medan ini mutlak untuk dikuasai. Akan selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.

Azimuth Dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam.
Ada tiga macam azimuth yaitu :
1.  Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
2.   Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
3.   Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
Back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth.

Cara menghitungnya :
1.      Bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat.
2.      Bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat.
3.      Bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.

Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.

Langkah-langkah resection :
1.      Lakukan orientasi peta
2.      Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah
3.      Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita, sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth
4.      Tarik garis lurus dari titik medan tersebut searah dengan back azimuth
5.      Titik potong antara dua garis yang terbentuk adalah titik tempat dimana kita berada.

Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. 
Langkah-langkah melakukan intersection :
1.      Orientasikan peta
2.      Cari dua atau lebih titik medan
3.      Bidik sasaran dari titik medan tersebut
4.      Tarik garis azimuth dari titik medan tersebut
5.      Hasil perpotongan garis azimuthnya adalah titik dimana sasaran yang kita ingin tahu kedudukannya di peta

Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui, dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.

1.      Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)  lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.

2.      Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.

3.      Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.  Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada peta tersebut. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah  (mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.


SOURCE : DIKTAT MAHAPATI UNISSULA

Unknown Web Developer

No comments:

Post a Comment