Tuesday 17 March 2015

GUNUNG HUTAN


source photo

I. GUNUNG

Karakteristik Pegunungan Di Indonesia
Pegunungan  Indonesia merupakan barisan pegunungan mediteran (jawa, Sumatera, dan Kalimantan ) dan pegunungan pasifik (Papua). Sedangkan Sulawesi berdiri sendiri.
Pegunungan Indonesia pada umumnya merupakan batu kapur dan batu gamping. yang berada di daerah tropis sehingga vegetasinya berupa vegetasi hutan tropis yang tumbuh sepanjang tahun. Pada dasarnya hutan terutama di daerah yang berhutan alam ditumbuhi lumut, jenis paku-pakuan dan tumbuhan tropis lainnya seperti anggrek.

Ekosistem pegunungan di Indonesia merupakan kawasan yang memiliki karakteristik yang khas, ditandai oleh ketinggian dari permukaan laut (dpl) yang besar, memberikan suhu yang sejuk, lereng yang curam, curah hujan yang relatif tinggi, dan rawan bencana terutama longsor dan letusan gunung api.

Jenis-jenis gunung
1.  Gunung api strato atau kerucut.
Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung api kerucut. Letusan pada gunung api kerucut termasuk letusan kecil.letusan dapat berupa lelehan batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung berlapis lapis.Oleh karena itu, gunung api ini disebut gunung api strato. Sebagian besar gunung berapi di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api kerucut.

2.  Gunung api maar.
Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar tidak banyak. gunung berapi ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang di sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan kawahnya Klakah.

3.  Gunung api perisai
Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbantuk menjadi sangat landai.
Pada umumnya bentuk gunung berapi di Indonesia adalah strato (kerucut). Gunung berapi yang pernah meletus, umunya berpuncak datar. Oleh karena itu, di Indonesia sering terjadi peristiwa gunung meletus. Magma yang keluar ke permukaan bumi ada yang padat cair dan gas.

Ciri ciri gunung api yang akan meletus, antara lain:
           1. Suhu di sekitar gunung naik.
           2. Mata air mejadi kering
 3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang kadang disertai getaran (gempa)
           4. Tumbuhan di sekitar gunung layu, dan
 5. Binatang di sekitar gunung bermigrasi.


II. HUTAN

Pendahuluan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfera bumi yang paling  penting.

Kawasan hutan di Indonesia mempunyai tipe ekosistem khusus. Karena letaknya dikawasan tropika, maka kawasan hutan di Indonesia digolongkan dalam kawasan hutan tropika. Kawasan ekosistem hutan tropika sendiri mempunyai cakupan seluruh kawasan hutan yang terletak di antara 23 ½ 0 LU - 23 ½ 0 LS. Di dunia kawasan yang masih mempunyai hutan tropika tersebar di tiga lokasi, yakni Amerika (Amazone) dengan dominasi tumbuhan dari famili leguminoceae, Asia Tenggara (Indomalayan) yang didominasi oleh tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae , dan daerah Zaire (Kongo) dengan dominasi tumbuhan dari famili melliceae.

Luas ekosistem hutan tropika di hutan Indonesia seluas 10,85 % dari luas total ekosistem hutan tropika dunia. Seluruh kawasan hutan di Indonesia merupakan kawasan ekosistem hutan tropika. Melihat hal ini tentunya pengetahuan tentang karakteristik ekosistem hutan tropika sangat diperlukan guna menunjang pembangunan kehutanan di Indonesia yang berbasis pada ekologi dan kelestarian.

Macam-Macam Hutan
Ada berbagai jenis hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:
1. Berdasarkan letak geografisnya:
a. Hutan tropika, yakni hutan-hutan di daerah khatulistiwa
b. Hutan temperate, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis lintang 23,5º - 66º).
c. Hutan boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub.

2. Berdasarkan sifat-sifat musimannya:
a. Hutan hujan (rainforest), dengan banyak musim hujan.
b. Hutan selalu hijau (evergreen forest)
c. Hutan musim atau hutan gugur daun (deciduous forest)
d. Hutan sabana (savannah forest), di tempat-tempat yang musim kemaraunya panjang. Dll.

3. Berdasarkan ketinggian tempatnya:
a. Hutan pantai (beach forest)
b. Hutan dataran rendah (lowland forest)
c. Hutan pegunungan bawah (sub-montane forest)
d. Hutan pegunungan atas (montane forest)
e. Hutan kabut (cloud forest)
f.  Hutan elfin (alpine forest)

4. Berdasarkan keadaan tanahnya:
a. Hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp-forest)
b. Hutan rawa gambut (peat swamp-forest)
c. Hutan rawa bakau, atau hutan bakau (mangrove forest) 
d. Hutan kerangas (heath forest)
e. Hutan tanah kapur (limestone forest), dll.

5. Berdasarkan jenis pohon yang dominan:
a. Hutan jati (teak forest), misalnya di Jawa Timur.
b. Hutan pinus (pine forest), di Aceh.
c. Hutan dipterokarpa (dipterocarp forest), di Sumatra dan Kalimantan.
d. Hutan ekaliptus (eucalyptus forest) di Nusa Tenggara. Dll.

6. Berdasarkan sifat-sifat pembuatannya:
a. Hutan alam (natural forest)
b. Hutan buatan (man-made forest), misalnya:
c. Hutan rakyat (community forest)
d. Hutan kota (urban forest)
e. Hutan tanaman industri (timber estates atau timber plantation). Dll.

7. Berdasarkan tujuan pengelolaannya:
a. Hutan produksi, yang dikelola untuk menghasilkan kayu ataupun hasil hutan bukan kayu (non-timber forest product).
b. Hutan lindung, dikelola untuk melindungi tanah dan tata air.
c. Hutan suaka alam, dikelola untuk melindungi kekayaan keanekaragaman hayati atau keindahan alam.
d. Hutan konversi, yakni hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat dikonversi untuk pengelolaan non-kehutanan.
Dalam kenyataannya, seringkali beberapa faktor pembeda itu bergabung, dan membangun sifat-sifat hutan yang khas. Misalnya, hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rainforest), atau hutan dipterokarpa perbukitan (hilly dipterocarp forest). Hutan-hutan rakyat, kerap dibangun dalam bentuk campuran antara tanaman-tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian jangka pendek, sehingga disebut dengan istilah wanatani atau agroforest.

Karakteristik Hutan Tropika
Ekosistem hutan tropika mempunyai karakteristik khusus, berbeda dengan ekosistem – ekosistem lainya.
Adapun berbagai karakteristik tersebut antara lain
 1. Mempunyai curah hujan yang tinggi, berkisar antara 2000 – 3000 cm / th.
 2. Mempunyai perbedaan temperatur yang rendah.
 3. Mempunyai kelembaban udara yang tinggi.
 4. Mempunyai tajuk yang berlapis-lapis atau berstrata.
 5. Mempunyai tingkat keaneka ragaman jenis atau Biodeversitas yang tinggi
 6. Selalu hijau atau evergreen.

Fungsi Hutan Tropika
Secara garis besar, fungsi Hutan Tropika dapat dibagi kedalam tiga fungsi utama yakni :

1. Fungsi Perlindungan
Adanya berbagai macam vegetasi yang tumbuh di kawasan ekosistem hutan tropika, menyebabkan tanah bawah vegetasi hutan tropika terlindungi dari sinar matahari secara langsung. Proses perlindungan tanah hutan tropika terjadi melalui proses penyerapan dan pemantulan radiasi sinar matahari oleh vegetasi di kawasan ini. Disamping itu adanya vegetasi juga bisa menjaga tingkat kelembaban dan kandungan CO2 melalui proses penahanan angin oleh vegetasi sehingga bisa membentuk suatu lingkungan yang cocok untuk organisme lain di lantai hutan.

2. Fungsi Pengontrol
Adanya Hutan tropika menyebabkan partikel-partikel udara yang berbahaya bagi mahluk hidup dapat dinetralisir. Melalui proses fotosintesis, tumbuhan menyerap CO2 suatu zat yang berbahaya bagi mahluk hidup dan mengeluarkan O2 yang berguna bagi kehidupan manusia. Dengan demikian adanya hutan tropika juga bisa dikatakan sebagai pengontrol tingkat pencemaran udara. Disamping itu hutan tropika juga berfungsi sebagai pengontrol tata air. Hutan tropika bisa menyimpan air dalam tanah dan kemudian mengeluarkannya dalam bentuk mata air dan sungai, dengan demikian siklus air menjadi lancar.

3. Fungsi Produksi
Hutan tropika bisa berfungsi sebagai produksi dalam bentuk berbagai hasil hutan baik kayu maupun non kayu seperti damar, resin, buah-bauhan, obat-obatan dan lain-lain. Bila kondisi lingkungan sesuai artinya ekosistemnya tidak terganggu, hutan tropika bisa mengatur proses regenerasi sendiri produksi hutannya.

Hutan Tropika merupakan Ekosistem yang Labil
Dibalik keindahan dan kelebatan hutan tropika, ternyata hutan tropika merupakan suatu ekosistem yang labil atau rentan. Kerentanan ekosistem ini disebabkan oleh beberapa sebab antara lain :
1. Adaptasi terhadap lingkungan yang rendah
2. Tingkat kesuburan tanah (soil fertility) yang rendah
3. Siklus Nutrisi yang tertutup (close nutrision cycle)


         SOURCE : DIKTAT MAHAPATI UNISSULA

Unknown Web Developer

1 comment:

  1. https://beritahariini45.blogspot.com/2019/03/sempat-dipamerkan-ponsel-lipat-oppo.html

    ReplyDelete