Pendahuluan
Dalam tali
temali dikenal simpul dan ikatan. Simpul berarti hubungan tali dengan tali dan
ikatan adalah hubungan tali dengan benda lain. Perlu diperhatikan pemakaian
simpul harus sesuai dengan keperluan.
Jenis-Jenis Tali
Pemilihan
jenis tali harus sesuai dengan jenis kegiatannya. Pemakaian tali yang salah dapat membahayakan pemakainya.
Jenis Tali Yang Umum Digunakan :
- Tali Rami / Serat Alam
Sebelum dikenal tali
sintesis, orang memakai jenis tali ini. Sekarang sudah jarang digunakan karena
kekuatannya yang sangat rendah dan sifatnya yang tidak lentur, sehingga akan
menyakitkan si pemakai.
- Hawserlaid
Tali sintesis yang dipilin-pilin
dari 3 bagian. Pilinannya seperti tali serat alam dan masih dipakai, teutama
untuk turun tebing (repelling/abseiling). Kelebihan jenis tali ini yaitu jika
terjadi kerusakan akan mudah diamati. Disamping itu kekurangannya adalah
cenderung menjadi kaku jika sering digunakan, sehingga agak sulit dalam membuat
simpul.
- Kernmantel
Tali jenis ini terbuat dari
bahan sintesis yang terdiri dari 2 bagian, yakni bagian inti (kern) dan bagian
pembungkus yang dianyam (mantel).
Berdasarkan sifatnya
kernmantel dibagi menjadi :
1. Static Rope
Tali kernmantel yang sifatnya
statis, artinya bila dibebani tidak akan memanjang lebih dari 10%. Tali ini
biasanya digunakan untuk turun tebing, rescue / caving.
2. Dymanic Rope
Bersifat dinamis artinya jika
dibebani akan memanjang 25%. Tali ini hanya digunakan untuk rock climbing
karena sifatnya yang dinamis maka tidak menyakitkan pinggang jika pemanjat
terjatuh dan tertahan tali. Tali ini jangan digunakan untuk kegiatan turun
tebing.
Berdasarkan kontruksi dan fungsi,
kernmantel terbagi menjadi :
a. Kernmantel untuk rock climbing
Bagian inti tidak dianyam,
mantel tidak terlalu rapat.
Daya lentur tinggi (25%).
Panjang 25 m (150 feet ) tiap
roll.
Diameter 8,5 sampai 11 mm.
Kekuatan 2500-3500 kg.
b. Kernmantel untuk caving (Spelen rope)
Bagian inti dianyam dan
anyaman mantel dianyam rapat sekali agar lumpur dan air tidak dapat masuk.
Cara Merawat Tali
Tali adalah
gantungan jiwa kita, jika tali putus ketika sedang dipakai kita akan segera
tahu akibatnya. Rawatlah tali sehingga keamanan selama pemakaian terjamin.
Merawat tali berarti merawat nyawa kita.
Hal penting dalam merawat
tali :
1. Rapatkan ujung
tali dengan api / pisau yang dipanaskan agar ujung tali tidak terurai.
2. Tali yang baru
dibeli dicuci terlebih dahulu agar sisa zat kimia dari pabrik hilang.
3. Hindarkan tali
dari sinar matahari langsung.
4. Jemur tali di
tempat yang teduh.
5. Jangan gunakan
tali jika tali basah (tali akan berkurang kekuatannya dalam keadaan basah
kecuali jika dari jenis water proof).
6. Hindari repelling
dengan cara melompat dan menghentakkan tali.
7. Hindari tali dari
zat kimia yang korosif (bensin, oli, air accu, HCL, dll).
8. Jangan membebani
tali dalam jangka waktu yang lama.
9. Lepaskan segala
jenis simpul setelah menggunakan tali.
10. Jangan
menginjak atau menduduki tali, karena tanah dan debu akan masuk kedalam inti
tali sehingga dapat mengakibatkan tali cepat putus.
11. Buang talli
jika sobek terinjak crampon (“cakar” sepatu es).
12. Cucilah
tali sesudah dipakai.
13. Periksa
tali sebelum dan sesudah dipakai dengan cara mengurut tali, tali yang terasa
menonjol/mengeras, terlebih lagi yang sudah cacat, lebih baik jangan digunakan.
14. Simpanlah
tali ditempat kering dan sejuk.
Definisi simpul adalah ikatan nya kuat tetapi
mudah di uraikan nya kembali. Salah satu bagian yang harus dikuasai oleh
seorang penggiat di ketinggian adalah pengetahuan tentang simpul dan kemampuan
membuat simpul dengan mudah dan cepat. Untuk itu dibutuhkan waktu yang tidak
sedikit, dan dalam hal ini ditekankan untuk memahami dengan baik tentang
pengetahuan simpul. Banyak sumber yang menyarankan untuk mempelajari simpul
sebanyak – banyaknya, yang masing – masing punya kegunaan sendiri. Tetapi perlu
diketahui berbagai macam simpul dimana dibutuhkan untuk suatu hal yang bersifat
darurat maupun kesulitan lain selama melakukan kegiatan di ketinggian.
Gunakanlah simpul yang mudah dan cepat yang
sering di gunakan dalam kegiatan penyelamatan di ketinggian. Jika membuat
simpul tanpa harus berpikir dua kali pertolongan akan lebih mudah
dilakukan
Simpul yang baik untuk kegiatan di ketinggian
ada 4 ( empat) kriteria, antara lain sebagai berikut :
- Mudah
dibuat.
- Mudah
dilihat kebenaran lilitannya.
- Aman,
dengan ikatan / lilitan tidak bergerak dan bergeser ataupun tertumpuk
pada saat dibebani.
- Mudah
dilepas / diurai setelah dibebani.
Macam – Macam Simpul
1. Simpul
mati
Gunanya
untuk menyambung dua utas tali yang sama besar dalam keadaan kering.
2. Simpul
hidup
Gunanya
sebagai awal suatu ikatan, mengikat sementara, membuat tangga tali
3. Simpul
jangkar
Gunanya
untuk mengikat tali pada tiang, mematikan/ mengunci ikatan/simpul, membuat
tandu darurat.
4. Simpul
anyam tunggal
Gunanya
untuk menyambung dua utas tali dalam keaaan kering yang tidak sama besarnya
5. Simpul
anyam berganda
Gunanya
untuk menyambung dua utas tali yang sama besarnya dalam keadaan basah atau
licin
6. Simpul
pangkal
Gunanya
untuk mengikat tali pada tiang sebagai simpul permulaan
7. Simpul
tambat
Gunanya
untuk mengikat pada tiang, mudah dilepaskan dan bila ditarik semakin kuat
8. Simpul
penarik
Gunanya
untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul
kursi
Gunanya
untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang
10. Simpul
tarik
Gunanya untuk mengikat
tali pada tiang dan mudah dilepaskan
11. Simpul
prusik
Gunanya
untuk pertolongan dimana dibutuhkan gerakan naik turun
12. Simpul
belay
Gunanya
untuk membelay pemanjat / turun tebing
13. Simpul
delapan
Gunanya
untuk akhir simpulan dan pengaman tubuh
-
Tunggal.
-
Ganda
14. simpul
laso
Gunanya
untuk menjerat / menangkap hewan
15. Simpul
kambing
Gunanya
untuk mengikat sesuatu tapi yang diikat masih leluasa bergerak
16. Simpul
tiang berganda
Gunanya
untuk menolong orang/mengangkat atau menurunkan korban
17. Simpul
pita
Gunanya
untuk menyambung pita/webbing
18. Simpul
nelayan
Gunanya
untuk mengikat dua ujung tali yang sama besar dan licin
No comments:
Post a Comment