source photo |
I. GUNUNG
Karakteristik Pegunungan Di Indonesia
Pegunungan Indonesia merupakan
barisan pegunungan mediteran (jawa, Sumatera, dan Kalimantan ) dan pegunungan
pasifik (Papua). Sedangkan Sulawesi berdiri sendiri.
Pegunungan Indonesia pada umumnya merupakan batu kapur dan
batu gamping. yang berada di daerah tropis sehingga vegetasinya berupa vegetasi
hutan tropis yang tumbuh sepanjang tahun. Pada dasarnya hutan terutama di
daerah yang berhutan alam ditumbuhi lumut, jenis paku-pakuan dan tumbuhan
tropis lainnya seperti anggrek.
Ekosistem pegunungan di Indonesia merupakan kawasan yang memiliki karakteristik yang khas, ditandai oleh ketinggian dari permukaan laut (dpl) yang besar, memberikan suhu yang sejuk, lereng yang curam, curah hujan yang relatif tinggi, dan rawan bencana terutama longsor dan letusan gunung api.
Jenis-jenis gunung
1. Gunung api
strato atau kerucut.
Kebanyakan gunung
berapi di dunia merupakan gunung api kerucut. Letusan pada gunung api kerucut
termasuk letusan kecil.letusan dapat berupa lelehan batuan yang panas dan cair.
Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung berlapis lapis.Oleh karena
itu, gunung api ini disebut gunung api strato. Sebagian besar gunung berapi di
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api kerucut.
2. Gunung
api maar.
Bentuk gunung api
maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar seperti danau kering. Jenis
gunung api maar tidak banyak. gunung berapi ini terbentuk karena ada letusan
besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang di sebut kawah. Gunung api
maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan kawahnya
Klakah.
3. Gunung
api perisai
Di Indonesia tidak
ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa
Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena magma cair keluar
dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbantuk
menjadi sangat landai.
Pada umumnya bentuk gunung berapi di Indonesia adalah
strato (kerucut). Gunung berapi yang pernah meletus, umunya berpuncak datar.
Oleh karena itu, di Indonesia sering terjadi peristiwa gunung meletus. Magma
yang keluar ke permukaan bumi ada yang padat cair dan gas.
Ciri ciri gunung api yang akan meletus, antara lain:
1. Suhu
di sekitar gunung naik.
|
|
2. Mata
air mejadi kering
|
|
3. Sering
mengeluarkan suara gemuruh, kadang kadang disertai getaran (gempa)
|
|
4. Tumbuhan
di sekitar gunung layu, dan
|
|
5. Binatang
di sekitar gunung bermigrasi.
|
II. HUTAN
Pendahuluan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan
dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah
yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon
dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari
tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfera bumi yang paling penting.
Kawasan hutan di Indonesia mempunyai tipe
ekosistem khusus. Karena letaknya dikawasan tropika, maka kawasan hutan di
Indonesia digolongkan dalam kawasan hutan tropika. Kawasan ekosistem hutan
tropika sendiri mempunyai cakupan seluruh kawasan hutan yang terletak di antara
23 ½ 0 LU - 23 ½ 0 LS. Di dunia kawasan yang masih mempunyai hutan tropika
tersebar di tiga lokasi, yakni Amerika (Amazone) dengan dominasi tumbuhan dari
famili leguminoceae, Asia Tenggara (Indomalayan) yang didominasi oleh
tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae , dan daerah Zaire (Kongo) dengan
dominasi tumbuhan dari famili melliceae.
Luas ekosistem hutan tropika di hutan
Indonesia seluas 10,85 % dari luas total ekosistem hutan tropika dunia. Seluruh
kawasan hutan di Indonesia merupakan kawasan ekosistem hutan tropika. Melihat
hal ini tentunya pengetahuan tentang karakteristik ekosistem hutan tropika
sangat diperlukan guna menunjang pembangunan kehutanan di Indonesia yang
berbasis pada ekologi dan kelestarian.
Macam-Macam Hutan
Ada berbagai jenis
hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:
1. Berdasarkan letak geografisnya:
a. Hutan
tropika, yakni hutan-hutan di daerah khatulistiwa
b. Hutan
temperate, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis lintang 23,5º -
66º).
c. Hutan
boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub.
2. Berdasarkan
sifat-sifat musimannya:
a. Hutan
hujan (rainforest), dengan banyak musim hujan.
b. Hutan
selalu hijau (evergreen forest)
c. Hutan
musim atau hutan gugur daun (deciduous forest)
d. Hutan
sabana (savannah forest), di tempat-tempat yang musim kemaraunya panjang. Dll.
3. Berdasarkan ketinggian tempatnya:
a. Hutan
pantai (beach forest)
b. Hutan
dataran rendah (lowland forest)
c. Hutan
pegunungan bawah (sub-montane forest)
d. Hutan
pegunungan atas (montane forest)
e. Hutan
kabut (cloud forest)
f. Hutan
elfin (alpine forest)
4. Berdasarkan keadaan tanahnya:
a. Hutan
rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp-forest)
b. Hutan
rawa gambut (peat swamp-forest)
c. Hutan
rawa bakau, atau hutan bakau (mangrove forest)
d. Hutan
kerangas (heath forest)
e. Hutan
tanah kapur (limestone forest), dll.
5. Berdasarkan jenis pohon yang dominan:
a. Hutan
jati (teak forest), misalnya di Jawa Timur.
b. Hutan
pinus (pine forest), di Aceh.
c. Hutan
dipterokarpa (dipterocarp forest), di Sumatra dan Kalimantan.
d. Hutan
ekaliptus (eucalyptus forest) di Nusa Tenggara. Dll.
6. Berdasarkan sifat-sifat pembuatannya:
a. Hutan
alam (natural forest)
b. Hutan
buatan (man-made forest), misalnya:
c. Hutan
rakyat (community forest)
d. Hutan
kota (urban forest)
e. Hutan
tanaman industri (timber estates atau timber plantation). Dll.
7. Berdasarkan tujuan pengelolaannya:
a. Hutan
produksi, yang dikelola untuk menghasilkan kayu ataupun hasil hutan bukan kayu
(non-timber forest product).
b. Hutan
lindung, dikelola untuk melindungi tanah dan tata air.
c. Hutan
suaka alam, dikelola untuk melindungi kekayaan keanekaragaman hayati atau
keindahan alam.
d. Hutan
konversi, yakni hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat dikonversi
untuk pengelolaan non-kehutanan.
Dalam kenyataannya,
seringkali beberapa faktor pembeda itu bergabung, dan membangun sifat-sifat
hutan yang khas. Misalnya, hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical
rainforest), atau hutan dipterokarpa perbukitan (hilly dipterocarp forest). Hutan-hutan
rakyat, kerap dibangun dalam bentuk campuran antara tanaman-tanaman kehutanan
dengan tanaman pertanian jangka pendek, sehingga disebut dengan istilah
wanatani atau agroforest.
Karakteristik Hutan Tropika
Ekosistem hutan tropika mempunyai karakteristik khusus,
berbeda dengan ekosistem – ekosistem lainya.
Adapun berbagai karakteristik tersebut antara lain
1. Mempunyai curah hujan yang
tinggi, berkisar antara 2000 – 3000 cm / th.
2. Mempunyai perbedaan
temperatur yang rendah.
3. Mempunyai kelembaban udara yang
tinggi.
4. Mempunyai tajuk yang
berlapis-lapis atau berstrata.
5. Mempunyai tingkat keaneka
ragaman jenis atau Biodeversitas yang tinggi
6. Selalu hijau atau evergreen.
Fungsi Hutan Tropika
Secara garis besar, fungsi Hutan
Tropika dapat dibagi kedalam tiga fungsi utama yakni :
1. Fungsi Perlindungan
Adanya berbagai
macam vegetasi yang tumbuh di kawasan ekosistem hutan tropika, menyebabkan
tanah bawah vegetasi hutan tropika terlindungi dari sinar matahari secara
langsung. Proses perlindungan tanah hutan tropika terjadi melalui proses
penyerapan dan pemantulan radiasi sinar matahari oleh vegetasi di kawasan ini.
Disamping itu adanya vegetasi juga bisa menjaga tingkat kelembaban dan kandungan CO2 melalui proses penahanan angin
oleh vegetasi sehingga bisa membentuk suatu lingkungan yang cocok untuk
organisme lain di lantai hutan.
2. Fungsi Pengontrol
Adanya Hutan
tropika menyebabkan partikel-partikel udara yang berbahaya bagi mahluk hidup
dapat dinetralisir. Melalui proses fotosintesis, tumbuhan menyerap CO2 suatu
zat yang berbahaya bagi mahluk hidup dan mengeluarkan O2 yang berguna bagi
kehidupan manusia. Dengan demikian adanya hutan tropika juga bisa dikatakan
sebagai pengontrol tingkat pencemaran udara. Disamping itu hutan tropika juga
berfungsi sebagai pengontrol tata air. Hutan tropika bisa menyimpan air dalam
tanah dan kemudian mengeluarkannya dalam bentuk mata air dan sungai, dengan
demikian siklus air menjadi lancar.
3. Fungsi Produksi
Hutan tropika bisa
berfungsi sebagai produksi dalam bentuk berbagai hasil hutan baik kayu maupun
non kayu seperti damar, resin, buah-bauhan, obat-obatan dan lain-lain. Bila
kondisi lingkungan sesuai artinya ekosistemnya tidak terganggu, hutan tropika
bisa mengatur proses regenerasi sendiri produksi hutannya.
Hutan Tropika merupakan Ekosistem yang Labil
Dibalik keindahan dan kelebatan hutan tropika,
ternyata hutan tropika merupakan suatu ekosistem yang labil atau rentan.
Kerentanan ekosistem ini disebabkan oleh beberapa sebab antara lain :
1. Adaptasi
terhadap lingkungan yang rendah
2. Tingkat kesuburan tanah (soil fertility) yang
rendah
3. Siklus Nutrisi yang tertutup (close nutrision cycle)
SOURCE : DIKTAT MAHAPATI UNISSULA
https://beritahariini45.blogspot.com/2019/03/sempat-dipamerkan-ponsel-lipat-oppo.html
ReplyDelete