Monday 9 March 2015

MANAJEMEN PERJALANAN


source : google.com
  Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar kata manajemen, terutama di dunia usaha. Arti kata manajemen adalah mengatur, mengelola atau mengarahkan suatu aktivitas dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sebuah kegiatan biasanya didasarkan pada misi dan tujuan sebuah organisasi, sehingga tidak akan menyimpang dari arah gerak organisasi. Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan ada satu sub kegiatan yaiu fase perjalanan. Untuk manajemen perjalanan diperlukan pengetahuan-pengetahuan awal mengenai medan yan akan ditempuh. Hal ini tidak terlepas dari tujuan kegiatan tersebut.

Misi adalah sebuah impian atau harapan kenapa sebuah organisasi atau kegiatan itu dibentuk. Hal ini biasanya sudah dicanangkan sejak terbentuknya organisasi atau kegiatan tersebut, dan sangat tergantung pada wawasan dan harapan para pembentuknya.

Tujuan adalah sebuah kondisi yang akan menunjukkan bahwa sebagian dari sudah tercapai. Hal ini tergantung pada pengelolanya, bagaimana mereka dapat menerjemahkan keinginan atau harapan dari pembentuknya.

Hal-hal tersebut diatas sifatnya sangat konseptual dan biasanya digunakan oleh pelaksana dalam menyusun program kerja atau program perjalanan.

Kegiatan organisasi adalah sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam memutuskan kegiatan apa yang dilakukan, kita tidak akan lepas dari dua konsep diatas, sehingga kita akan tahu apa, mengapa dan bagaimana kegiatan tersebuat harus dialakukan.

Study Kasus
Sekelompok pecinta alam melakukan pendakian salah satu gunung di Jawa Tengah,ketika memasuki shelter I rombongan tersebut berhenti untuk istirahat, kemudian melanjutkan perjalanan lagi menjelang pagi hari setelah istirahat panjang. Setelah mencapai puncak rombongan tersebut turun pada waktu tengah hari, namun baru beberapa saat cuaca mulai mendung yang kemudian disusul dengan turunnya hujan disertai kabut, sehingga beberapa anggota putri ketakutan dan perjalanan sempat dihentikan beberapa saat kemudian dilanjutkan dan dibagi menjadi dua kelompok. Menjelang shelter I beberapa anggota yang sudah kelelahan Nampak semakin lemas shingga perjalanan menjadi lamban. Dalam keadaan tersebut tim penyapu memutuskan untuk tetap terus berjalan sampai shelter I dengan harapan dapat bergabung dengan romabongan yang ada didepan.

Sesampainya di shelter I ternyata rombongan terdepan sudah tidak ada lagi, kemudian dengan kondisi beberapa anggota sudah mengalami kepayahan dan kedinginan maka diputuskan untuk beristirahat samabil melakukan pengecekan perbekalan dan perlengkapan, setelah pengecekan selesai ternyata untuk kebutuhan logistic anggota sudah habis sehingga praktis perbekalan yang ada tinggal yang dibawa oleh tim penyapu walaupun sangat minim untuk mencukupi kebutuhan yang diperlukan. Selain itu perlengkapan yang dibawa ternyata pakaian kering sudah tidak ada lagi guna untuk mengganti pakaian para anggota yang basah. Selain itu juga penerangan anggota yang sudah kehabisan bateray.

  Setelah istirahat panjang dan pemulihan tenaga tim penyapu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan turun, namun keadaan semakin tambah buruk karena baru berjalan beberapa meter dari shelter I ada seorang anggota yang pingsan.

Kemudian setelah dapat disadarkan kembali, walaupun kondisinya sudah semakin lemah perjalanan dilanjutkan walaupun sangat pelan. Persoalan yang ada memang semakin bertambah kacau karena kurangnya penerangan yang ada dan hanya mengandalkan dua buah senter dan itupun sudah hamper mati. Walaupun keadaan serba darurat karena belum juga ada bantuan dari bawah perjalanan tetap dilanjutkan agar dapat mencapai desa secepat mungkin.

Dari keadaan diatas kecerobohan yang dilakukan kelompok pecinta alam tersebut harus ditebus dengan terlambatnya perjalanan pulang selama beberapa jam serta sakitnya beberapa anggota tim sehingga tidak dapat mealakukan aktivitasnya selama beberapa hari karena harus istirahat.

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengaturan persiapan perjalanan dan pengaturan perjalanan kurang terkelola dengan baik. Hal ini berakibat tujuan kegiatan tidak tercapai sebagaimana yang direncanakan.

Persiapan perjalanan
1.    Perencanaan
   Dalam kegiatan sehari-hari setiap kita melakukan kegiatan, sadar atau tidak sadar tentunya sudah direncanakan terlebih dahulu dimana hal tersebut terlepas dari terlaksana atau tidak kegiatan tersebut.

Adapun fungsi dari perencanaan dalam aktivitas ataupun dalam suatu kegiatan adalah
a.  Untuk menentukan segalanya sebelum bertindak, yaitu apa yang harus dilakukan, bagaimana, kapan, dan oleh siapa.
b.   Untuk persiapan bagi setiap tindakan, sebagai peletakan dasar sebelum bertindak.
c.   Untuk langkah yang terus menerus, guna hal yang sedang berlangsung dan yang akan datang.

Kemudian langkah-langkah yang harus dilakukan dalam setiap melakukan perencanaan meliputi:
a.  Menentukan tujuan dan sasaran
b.  Mengumpulkan informasi
c.  Mencari beberapa kemungkinan atau penentuan alternative
d.  Memikirkan akibat alternative yang akan dipilih
e.  Membandingkan alternative dengan tujuan semula

Walaupun begitu, perjalanan seperti tersebut diatas belum cukup untuk menjamin matangnya persiapan yang kita lakukan.

Pada dasarnya manajemen perjalanan sendiri terdiri dari beberapa hal yaitu :

a. Tujuan, yaitu fungsi manajemen perjalanan yang mencakup :

Sasaran atau sesuatu yang akan dicapai.
Misi perjalanan.
b. Perencanaan perjalanan, yaitu obyektivitas atau kegiatan yang mencakup :

   ~ Kemana kita akan melakukan perjalanan.
   ~ Menetapkan pada satu tempat atau beberapa tempat/berpindah-pindah.
   ~ Mengumpulkan informasi tentang kondisi medan yang akan kita lalui.
Hal ini dapat kita peroleh dengan cara :

   ~  Survey langsung ke lokasi kegiatan dan mencari informasi yang diperlukan.
   ~ Informasi dari senior atau orang yang pernah melakukan kegiatan sejenis di lokasi             yang sama.
   ~  Referensi dari buku-buku pedoman petunjuk daerah tersebut.
   ~  Biaya transportasi dan akomodasi dalam perjalanan.

c.    Dengan siapa, perjalanan tersebut dilakukan :

   ~ Apakah dengan teman dimana dapat berfungsi untuk bertukar pendapat juga sebagai         pengusir rasa sepi.
   ~ Ataukah sendiri dan hanya ditemani oleh radio kaset sebagai pengusir rasa sepi serta         tentunya segala keputusan mutlak harus diambil sendiri.
d.    Waktu, perencanaan dari awal sampai akhir meliputi :

   ~ Kapan waktu yang tepat untuk berangkat.
   ~ Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan yang dilakukan.
   ~ Kapan pulangnya
e.    Jenis kegiatan
Rencana kegiatan apa yang akan kita lakuakan selama perjalanan dan setelah kita sampai tujuan.

2.    Persiapan
Dalam perjalanan di alam bebas ada dua factor yang mempengaruhi berhasil tidaknya kegiatan tersebut.
Factor subyektif adalah faktor yang datang dari diri kita sendiri yaitu faktor kesiapan diri harus di siapkan dengan baik seperti pemilihan alat yang baik, penggunaan perlengkapan yang benar, pemilihan jenis perjalanan yang sesuai dengan pesertanya.
Factor obyektif adalah faktor dari luar si pelaku kegiatan atau dating dari obyek perjalanan berupa bahaya obyek seperti badai hujan, udara dingin, kabut, longsoran, hutan lebat dan sebagainya.

        Namun begitu factor luar tersebut dapat diperhitungkan walaupun tidak semudah memperhitungkan factor yang berasal dari kita. Dalam kecelakaan di gunung pada aumumnya disebabkan karena persiapan yang kurang pada diri sendiri sehingga kurang siap jika ada factor luar yang datang.

Factor yang dijadikan acuan bagi penggiat alam bebas dalam mempersiapkan sebuah perjalanan adalah :

a.    Factor alam
Factor alam mencakup lokasi yang akan dikunjungi, kondisi medan yang akan dihadapi, iklim daerah yang dituju, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan lingkungan daerah tuju. Pengantisipasian hal semacam ini adalah mencari informasi yang sebanyak-banyaknya dari pemerintah daerah, penduduk, hubungan dengan instansi terkait, sehingga setelah mendapatkan informasi secra lengkap maka dapat direncanakan waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan serta dapat melakukan pemilihan rute yang tepat.

b.   Factor peserta
Beberapa hal yang berhubungan dengan peserta diantaranya mencakup pemilihan personil, leadership, hirarki, deskripsi kerja, dan tanggungjawab peserta perjalanan, serta kemampuan tiap peserta perjalanan.

Seorang pemimpin perjalanan seringkali memutuskan segala sesuatu dengan cepat, oleh karena itu merupaka hal yang esensial seorang pemimpin untuk merasa in command. Pemimpin perjalanan dapat membuat suatu perjalanan berjalan dengan baik. Brathay expedition, sebuah lembaga ekspedisi inggris menetapkan tiga sampai enam orang dalam satu kelompok kecil yang efektif. Sebesar apapun ekspedisi yang dilakukan, akan selalu dilakukan dalam basis pembagian menjadi kelompok yang lebih kecil.

Satu hal yang dijadikan dasar pemikiran adalah “ kekuatan dari rantai baja terletak pada mata rantai yang terlemah”.

c.    Factor penyelenggara
Penyelenggaraan dalam sebuah perjalanan alam bebas mencakup factor teknis dan non teknis. Sedangkan dalam sebuah perjalanan besar akan ada factor semi teknis.


    ~ Factor teknis
Permasalahan operasional yang berhubungan langsung dengan kesulitan medan. Yang termasuk dalam teknis adalah apenyiapan kemampuan personil, scenario dan system opeasi, pemilihan perlengkapan dan perbekalan, system pendokumentasian, serta hal-hal yang berhubungan dengan safety.


    ~ Factor non teknis 
Merupakan permasalahan daya dukung operasional yang tidak berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Dalam hal ini mencakup masalah administrasi organisasi ( dana, ijin, publikasi, kesekretariatan ) dan pendukung operasional global ( komunikasi global, transportasi kota, transportasi global ).


    ~ Factor semi teknis
Menyangkut permasalahan daya dukung operasional yang berhubungan dengan tingkat kesulitan medan, namun bersifat non teknis (komunikasi, base camp team, take in dan out team, rescue-team, delivery-team ). Factor ini berada dalam factor teknis dan non teknis.

Factor diatas sebagai acuan dalam menentukan kesulitan perjalanan.

~   Acuan factor teknis adalah kesiapan peserta dalam mengantisipasi kesulitan medan            operasi.
~  Acuan factor non teknis adalah kesiapan peserta dalam mengantisipasi daya dukung          operasi.
~   Acuan fakor semi-teknis adalah kesiapan mengantisipasi daya dukung operasi dengan        memperhitungkan tingkat kesulitan medan operasinya.

Dalam suatu perjalanan di alam bebas ada dua factor yang harus dipenuhi, meliputi :
Factor intern, yaitu persiapan yang berhubungan dengan;

a.    Fisik
Dapat dilatih dengan beberapa cara antara lain jogging dengan teratur, melatih kekuatan otot seperti sit-up, pull-up, push-up dan melatih kelenturan dengan peregangan. 

b.    Mental
Factor mental dan kondisi psikologis diri pribadi atau kesiapan pendaki itu sendiri akan berpengaruh terhadap fisiknya pada saat menghadapi saat menghadapi perjalanan.

c.    Pengetahuan alam bebas
Meliputi kemampuan terhadap ilmu kepecintaalaman yang kita miliki.

           Factor ekstern, yaitu factor pendukung dari luar diri kita sendiri yang berhubungan dengan kelengkapan peralatan dalam perjalanan yang meliputi kelengkapan administrasi yang berhubungan dengan perijinan dan pengetahuan pada tempat yang kita tuju serta kelengkapan pendukung yang akan kita bawa.
       Persiapan perlengkapan sangat penting guna menanggulangi dan menjaga keselamatan sang pelaku perjalanan karena alam merupakan factor yang asing abagi tubuh kita yang biasa hidup di daerah perkotaan. Namun perlengkapan yang akita bawa sebaiknya jangan mengurangi kenyamanan dalam melakukan perjalanan.

Pada prinsipnya pemilihan perlengkapan harus berdasarkan :

a.    Bawalah perlengkapan yang tepat untuk medan ayang akan kita hadapi.
b.   Gunakan perlengkapan sedikit mungkin tapi selengkap mungkin dan dapat memenuhi         segala kebuatuahan selama pejalanan.
c.    Dalam membawa sebaiknya dikemas serapi dan seringan mungkin.

Dalam menentukan perlengkapan apa yang harus kita bawa akan lebih mudah jika kita mempuanyai daftar perlengkapan yang akan kita gunakan dan agar dalam pegepakan barang dapat rapi dan ringan maka perlu cara packing yang baik.

Beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam packing adalah :

a.    Letakkan barang yang berat dibagian atas dan barang yang ringan dibagian bawah. Ini penting dilakukan agar terjadi keseimbangan beban antara beban yang dipundak dengan beban dipinggang serta merata pada bahu di sebelah kanan dan kiri sehingga tidak memberatkan satu bagian tubuh karena akan cepat lelah.

b.    Letakkan barang-barang yang dibutuhkan dalam perjalanan pada bagian atas. Sedapat mungkin dikelompokkan barang-barang tersebut menurut fungsinya, lalu letakkan menurut tingkat kebutuhannya. Misalnya perlengkapan tidur diletakkan paling bawah karena baru akan digunakan pada malam hari ataupun ketika hendak istirahat yang lama. Kemudian pakaian diatasnya baru makanan, tenda serta perlengkapan, darurat di bagian paling atas seperti jas hujan.

c.    Manfaatkan ruangan yang ada didalam seefisien mungkin, misalnya nesting jangan dibiarkan kosong, namun dapat diisi benda-benda lain eperti kopi, gula, telor dll.

     Penampilan dalam suatu pendakian pertama kali yang dilihat adalah ransel/carriernya. Disini bukan karena mahal harganya namun kerapian packing yang akan membawa kesan tersendiri pada pembawanya. Karena banyak yang mengatakan packing barang adalah suatu seni tersendiri.
  
Table skedul kegiatan
Sebuah perencanaan yang baik adalah dengan membagi kegiatan menjadi tahapan yang mengacu pada waktu yang tersedia dan hal-hal yang harus dikerjakan. Yang pada nantinya apabila terjadi keterlambatan bukan karena harus menunggu selesainya satu pekerjaan dan ketidaktahuan kapan pekerjaan lain dapat dimulai, tapi karena factor lain yang sangat esensial. Berikut merupakan salah satu contoh dari skedul kegiatan yang tentunya masih banyak jenis dan variasi yang lain sesuai dengan jenis kegiatan atau perjalanan yang berbeda pula.
Setiap pertemuan garis pada diagram menunjukkan selesainya satu tahapan yang harus diselesaikan sebelum pada tahapan selanjutnya. Skedul ini mengacu pada tahapan kerja saja, sehingga skala waktu tidak digunakan disini. Skedul waktu dapat dibuat setelah skedul seperti ini dibuat untuk perjalanan kita.

Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan satu hal yang harus diperhatikan adalah sedapat mungkin kita tidak merubah rencana dan jadwal yang sudah kita canangkan, kecuali pada kondisi darurat, karena ini akan mempengaruhi semangat dan koordinasi kelompok. Dalam setiap pengambilan keputusan untuk sesuatu yang di luar rencana sebaiknya dilakukan dengan cara musyawarah, untuk menghindari perpecahan dalam kelompok.

Tahap pasca perjalanan
Setelah semua kegiatan dilaksanakan, hal penting yang harus dilakukan adalah evaluasi dan pembuatan laporan perjalanan. Evaluasi dan laporan akan sangat berguna untuk perencanaan kegiatan berikutnya. Hal ini seringkali dilupakan, karena setelah kegiatan selesai kita biasanya terlena dengan cerita-cerita tentang keasyikan atau permasalahan yang terjadi selama kegiatan.

Penutup
Semua perencanaan dan persiapan yang kita lakukan sampai penyusunan rencana operasi adalah sangat penting bagi seorang yang gemar melakukan perjalanan di alam bebas. Salah satu hal yang perlu juga kita perhatikan adalah jangan malu kita bertanya pada orang yang lebih senior atau yang lebih berpengalaman dari kita sehingga akan memudahkan kita selama melakukan perjalanan.





SOURCE : DIKTAT MAHAPATI UNISSULA SEMARANG





PREVIOUS ARTICLE                                                                                           NEXT ARTICLE   SIMPUL & TALI TEMALI                                                                                             IKLIM DAN MEDAN

Unknown Web Developer

No comments:

Post a Comment