source photo |
Pendahuluan
Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam,
pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya mutlak dan harus dimiliki.
Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih mudah.
Pengetahuan bernavigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita
diperlukan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan atau
tersesat di gunung dan hutan, dan juga untuk keperluan olahraga antara lain
lomba orienteering. Navigasi darat adalah suatu cara seseorang untuk
menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta,
dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik
penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.
Peta
Secara umum, peta adalah penggambaran dua
dimensi(pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang
diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.Untuk keperluan navigasi
darat umumnya digunakan peta topografi.
Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani, topos yang
berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi
memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan
laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu
ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval ketinggian
tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan yang akan membantu untuk
mengetahui secara jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut
keterangan-keterangan itu disebut legenda peta.
1. Judul Peta
Judul peta ada
dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta
yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang
berbeda pula
2. Nomor Peta
Nomor peta biasanya
dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi dari badan
pembuat, nomor peta juga berguna sebagai
petunjuk jika kita memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang
terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang
mencantumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.
3. Koordinat Peta
Koordinat adalah
kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem
sumbu, yaitu garis-garis yang saling
berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
a.
Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur
barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang
(lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat
geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik.
b.
Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik
dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah
Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68
derajat BT). Garis vertical diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan
garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Penunjukannya dengan system koordinat per-6
dan per-8 angka.
Contoh :
dengan perenaman :
koordinat A (268.225)
dengan perdelapanan :
koordinat B (2205.2608)
Penentuan koordinat diatas menunjukkan dari
arah barat ke timur (horizontal) dan dari selatan ke utara (vertical).
Bujur sangkar yang tercetak pada peta disebut
dengan nama karvak berfungsi untuk
menyatakan alamat sauatu tempat. Penyebutan alamat karvak dimulai dengan angka
disebelah kiri (mendatar) lalu angka di sebelah bawah (vertical) karvak.
4. Kontur
Kontur adalah garis
khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan
laut.
a.
Macam-macam garis
kontur
-
Garis tipis : harga
interval garis tinggi
-
Garis tebal :
kelipatan sepuluh interval garis tipis
-
Garis putus-putus :
menunjukkan setengah interval garis tipis
b.
Sifat-sifat garis
kontur
-
Satu garis kontur
mewakili satu ketinggian tertentu.
-
Garis kontur berharga
lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
-
Garis kontur tidak
berpotongan dan tidak bercabang.
-
Interval kontur
biasanya 1/2000 kali skala peta.
Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan
permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan
bumi yang landai.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf
"U" menandakan punggungan gunung.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf
"V" terbalik menandakan suatu lembah/jurang.
5. Skala Peta
Skala peta adalah
perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada
dua macam cara penulisan skala, yaitu :
Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm
jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak
horizontal di medan sebenarnya.
Skala garis, contoh: berarti tiap bagian
sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal.
6. Legenda Peta
Legenda peta
biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol
yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi, jalan
setapak, jalan raya, sungai, pemukiman,
ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di
Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah
peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi,
atau yang sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika
dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000
dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran
Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru,
dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
7. Tahun Peta
Peta topografi juga
memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin baru tahun
pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.
8. Arah Peta
Yang perlu
diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling
mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta.
Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta.
Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat
petunjuk arah utara yaitu :
- Utara sebenarnya/True
North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
- Utara
Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas,
dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
- Utara Peta/Map North :
yaitu arah utara yang terdapat pada peta.
Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak
bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun
ke tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu
dipertimbambangkan adanya iktilaf (deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf
peta magnetis, dan variasi magnetis.
- Deklinasi Peta : adalah beda sudut
antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak paralel
garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada
peta.
- Deklinasi Magnetis : Selisih beda sudut
utara sebenarnya dengan utara magnetis
- Deklinasi Peta magnetis : Selisih besarnya
sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.
- Variasi Magnetis : perubahan/pergeseran
letak kutub magnetis bumi pertahun.
9. Keterangan Peta
a. Tepi peta
Agar mampu
menggunakan peta dengan baik maka pemakai peta harus mampu menggunakan semua
informasi yang tercantum di tepi peta, yaitu :
- Judul peta, ditulis dengan menggunakan huruf besar ditengah atas.
- Nama daerah biasanya diambil dari nama propinsi, terletak dikiri atas.
- Nomor peta terletak dipojok kanan atas.
- Petunjuk letak peta, terdapat dkiri bawah peta.
- Pembagian daerah administrasi yang tercantum dalam petunjuk letak peta
menunjukkan pembagian daerah administrasi propinsi sampai kecamatan.
- Diagram utara peta, merupakan petunjuk arah utara sebenarnya, utara peta
dan utara magnetis, terletak dikanan bawah.
- Petunjuk pembacaan koordinat grid, terletak dikiri bawah peta.
- Skala peta terletak dibawah tengah peta.
- Interval tiap garis tinggi, terletak dibawah skala peta.
- Legenda peta, menjelaskan symbol-simbol dari medan yang terpetakan dalam
peta tersebut.
b. Muka peta
Muka peta memuat
gambar permukaan bumi (medan) sesuai dengan system proyeksi yang dipakai. Muka
peta memuat unsure-unsur sebagai berikut :
- Gambar batas detail/batas daerah garis grid digambar dengan warna hitam.
- Gambar unsure air dinyatakan dengan warna biru.
- Gambar pemukiman penduduk dinyatakan dengan warna hijau untuk
perkampungan dan warna merah untuk daerah perkotaan.
- Garis ketinggian/kontur diberi warna coklat.
- Nama-nama geografis dinyatakan dengan warna hitam, demikian juga warna
untuk warna dari keterangan ketinggian.
Kompas
Kompas
adalah alat yang didalamnya terdapat jarum magnet yang dapat berputar secara
bebas sehingga ujung jarum tersebut menunjuk kearah utara magnetis. Kompas
berfungsi untuk menunjukkan arah suatu titik dimedan yang ditunjukkan sebagai
besaran sudut antara utara magnet dan titik tersebut.
1.
Jenis-Jenis Kompas
Dalam suatu
perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada umumnya dipakai dua
jenis kompas :
a.
Kompas bidik (misalnya kompas
prisma).
Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi
dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris.
b.
Kompas orienteering (misalnya
kompas silva).
Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk
membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta.
Kompas yang baik pada ujungnya dilapisi fosfor
agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.
2. Cara membidikkan kompas
- Buka kompas
dan berdirikan tutup kompas tegak lurus.
- Naikkan prisma
hingga bagian kaca kompas.
- Tekuk bagian
cincin kompas hingga jauh kebawah kompas, masukkan ibu jari padanya.
- Dekatkan
bagian prisma dari kompas pada mata.
- Arahkan kompas
pada saasaran yang akan dibidik, dengan melihat melalui prisma, himpitkan
sasaran dengan tali rambut pada kompas dan bacalah angka yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk yang akan tampak lewat prisma.
Perlu
diperhatikan bahwa arah yang ditunjukkan oleh kompas dipengaruhi pula oleh
beberapa jenis logam. Oleh karena itu dalam penggunaannya harus dijauhkan dari
pengaruh logam, misalnya :
- Tiang listrik
sejauh ± 40 m
- Pagar kawat
sejauh ± 10 m
3. Beberapa bagian dari kompas
- Jarum kompas
- Kaca kompas
- Plat bercahaya
- Sudut terbaca
- Prisma
- Sudut yang
diminta
- Tali rambut
- Tutup kompas
- Sekrup pengait
- Cincin
- Lidah
pelindung
4. Kalibrasi kompas
Sebagai sebuah alat tentu saja besar sudut
yang ditunjukkan kompas tidak selamanya benar. Paling tidak, setiap setahun
sekali kompas harus dikalibrasi.
Kalibrasi
adalah pengkoreksian arah yang ditunjukkan oleh kompas berupa penambahan atau
pengurangan bilangan (dalam besaran sudut) yang dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
- Dengan bantuan
peta topografi
- Dengan kompas
lain yangtelah dikalibrasi
Protaktor
Protaktor adalah
alat berbentuk bujur sangkar yang terbuat dari mika transparan, didalamnya
tercatat :
1. Pengukur sudut dalam peribuan
2. Pengukur sudut dalam derajat
3. Skala peta
Adapun fungsi dari protaktor
adalah :
1. Menentukan besar sudut peta antara
dua buah titik.
2. Membuat garis dari sebuah titik
dengan sudut peta yang diketahui
3. Menentukan koordinat grid suatu
titik pada peta baik perdelapanan maupun perenaman, dan sebaliknya.
4. Menentukan titik pada peta dengan
berdasar pada alamat koordinatnya.
Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyesuaikan arah peta
yang dipegang dengan arah pada medan, caranya dengan menyesuaikan utara peta
dengan utara kompas. Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal
tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan
kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan
mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar
kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis
dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya
deklinasi.
Langkah-langkah orientasi peta :
1. Cari tempat terbuka
agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
2. Letakkan peta pada
bidang datar.
3. Letakkan kompas diatas
peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas,
dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
4. Cari tanda-tanda medan
yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta,
lakukan untuk beberapa tanda medan.
5. Ingat tanda medan itu,
bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda
medan yang khas dari setiap tanda medan.
Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat
Kadangkala kita dihadapkan pada kondisi dimana
kita harus dapat menentukan ketinggian suatu tempat,akan tetapi kita tidak
mempunyai alat untuk menentukan ketinggian (altimeter), hal itu dapat diatasi
dengan cara :
1.
Garis kontur
Lihat terlebih
dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita
ketahui, memang ada rumusan umum
interval kontur= 1/2000 skala peta. Tetapi rumus ini tidak selalu benar,
beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala
1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala
1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.
Pada suatu kondisi
tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering kali peta diperbanyak
dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus tetap
ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal
(1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 meter, atau
setiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis
kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 meter. peta keluaran Direktorat Geologi
Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya. Dengan demikian
tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.
Bila ketinggian
kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat
dengan cara :
Cari 2 titik berdekatan yang harganya
tercantum
a.
Hitung selisih
ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang terdapat
antara keduanya (jangan menghitung
kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).
b.
Dengan mengetahui
selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang
didapat, dapat dihitung berapa interval
konturnya (harus merupakan bilangan bulat).
c.
Lihat kontur terdekat
dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas
titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian, bila kontur
terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontur terdekat
itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah
diketahui dari no.3
Lakukan perhitungan diatas beberapa kali
sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga
beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.
2. Titik Triangulasi
Selain dari garis
kontur, Kita dapat mengetahui tinggi suatu tempat dengan bantuan titik
ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya titik Triangulasi, yaitu suatu
titik atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakn tinggi mutlak suatu tempat
dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan topografi
untuk menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu
pembuatan peta.
Macam titik triangulasi :
- Primer : P.14/3120 Kuarter : Q.20/1350
- Sekunder : S.75/1750 Tersier : T.16/975
Mengenal Tanda Medan
Di samping tanda medan yang terdapat pada
legenda. Peta topografi biasa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang
menyolok dilapangan dan mudah dikenali di peta, yang kita sebut tanda medan.
Beberapa tanda medan dapat anda "baca" dari peta sebelum anda
berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus ada cari dilokasi, tanda-tanda medan
itu antara lain :
- Puncak gunung atau
bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan
lain yang menyolok.
- Lembah yang curam,
sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di tepi sungai.
- Belokan jalan,
jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan.
- Bila berada di pantai,
muara sungai akan menjadi tanda medan yang sangat jelas , begitu juga tanjung
yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta dan
sebagainya
- Di daerah daratan atau
rawa-rawa biasanya sukar mendapatkan tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit
yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Permukaan kelokan-kelokan sungai,
cabang-cabang sungai, muara sungai kecil.
- Dalam penyusuran di
sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta dan sebagainya dapat
dijadikan sebagai tanda medan.
Pengertian tanda medan ini mutlak untuk dikuasai. Akan
selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.
Azimuth Dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara
magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering
disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam.
Ada tiga macam azimuth yaitu :
1. Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut
yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
2. Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang
dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
3. Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang
dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
Back Azimuth adalah besar sudut
kebalikan/kebelakang dari azimuth.
Cara menghitungnya :
1.
Bila sudut azimuth
lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat.
2.
Bila sudut azimuth
kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat.
3.
Bila sudut azimuth =
180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi
di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik
resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda
medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi
sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu
tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
1.
Lakukan orientasi peta
2.
Cari tanda medan yang
mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah
3.
Bidik dengan kompas
tanda-tanda medan itu dari posisi kita, sudut bidikan dari kompas itu disebut
azimuth
4.
Tarik garis lurus dari
titik medan tersebut searah dengan back azimuth
5.
Titik potong antara
dua garis yang terbentuk adalah titik tempat dimana kita berada.
Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi
suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang
dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan
posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada
intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta.
Langkah-langkah melakukan intersection :
1.
Orientasikan peta
2.
Cari dua atau lebih
titik medan
3.
Bidik sasaran dari
titik medan tersebut
4.
Tarik garis azimuth
dari titik medan tersebut
5.
Hasil perpotongan
garis azimuthnya adalah titik dimana sasaran yang kita ingin tahu kedudukannya
di peta
Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita
dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui, dengan mempelajari
peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda
medan.
1. Jarak
Jarak diperkirakan
dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak
yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat
memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian
mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.
2. Waktu
Bila kita dapat
memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama
waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa
untuk menganalisa perjalanan dan menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.
3. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu
cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak
sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut
kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak
perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan,
baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta, karena
semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada peta
tersebut. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda
yang salah (mengikuti punggungan yang
salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
SOURCE : DIKTAT MAHAPATI UNISSULA
No comments:
Post a Comment